Selasa, 01 Januari 2019

Ambalan & Pengertian Adat Ambalan Penegak




Pastinya kakak kakak sudah pernah mendengar istilah adat ambalan bukan ?
Mungkin bagi calon penegak istilah ini agak asing di telinga,namun jangan khawatir di bawah ini PramukaSmkn2Pasidpn akan memaparkan penjelasan mengenai adat ambalan ini.

Adat Ambalan merupakan kebiasaan dilingkungan Ambalan yang merupakan tingkah laku yang unik dan positif suatu ambalan.

Pramuka Penegak adalah kaum muda yang pada tingkat perkembangan jiwanya diantaranya pada kondisi:


  1. Mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungannya. 
  2. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma kehidupan emosinya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi psikis lainnya sehingga lebih stabil dan lebih terkendali.
Kaum muda seusia Pramuka Penegak berfikir kritis, realistis, rasional dalam berpendapat dan dalam perilakunya tercermin menggunakan pendekatan kultural serta apa yang menjadi masukan dicerna melewati perenungan-perenungan. Perkembangan semacam inilah yang membedakan dengan kelompok usia sebelumnya (S dan G).

Adat merupakan kebiasaan yang disepakati dan ditaati oleh masyarakat lingkungan setempat yang sudah berlaku dari masa ke masa, sehingga terkesan merupakan peraturan dan tata nilai di masyarakat yang oleh anggotanya dijaga dan dilestarikan menjadi pedoman pergaulan dalam kehidupan di masyarakat. Adat bersifat lokal, hanya berlaku di masyarakat tertentu dan tidak berlaku di masyarakat yang lain.
Adat Ambalan Pramuka Penegak 


  1. Adat Ambalan merupakan adat kebiasaan yang diciptakan oleh Ambalan Penegak dan disepakati sebagai suatu yang harus ditaati serta merupakan tata nilai yang dijadikan pedoman dalam upaya meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan YME, kepedulian pada bangsa dan tanah air sesama hidup dan alam lingkungannya kepedulian terhadap diri pribadinya, serta ketaatannya pada Kode Kehormatan Pramuka. 
  2. ”Perjalanan Kepenegakan” sebagai Bagian dari Adat Ambalan 
  3. Tamu Ambalan. 
  4. Calon Penegak 
  5. Penegak Bantara/ Laksana 
  6. Pramuka Penegak Garuda 
  7. Pelepasan anggota (pindah ambalan, pindah golongan, menikah, dll) 

Komponen Adat Ambalan berisikan, antara lain: 


  1. Mekanisme 
  2. Peraturan 
  3. Kebiasaan 
  4. Penghargaan 
  5. Denda 
  6. Sanksi 
Perlengkapan Adat Ambalan

1. Nama Ambalan 
  • Merupakan identitas terdepan 
  • Biasanya dari nama tokoh/ pahlawan yang diambil sebagai suri tauladan perjuangan warga ambalan serta meningkatkan semangat nasionalisme di ambalan 
  • Dilengkapi dengan dokumen yang baik 
2. Lambang Ambalan

  • Berupa gambar yang melukiskan identitas dan semangat ambalan. 
  • Diaplikasikan pada bendera, badge, dll 
3. Bendera Ambalan 

  • Bendera dengan gambar lambang ambalan di dalamnya 
4. Amsal Ambalan 

  • Kata dasarnya sama artinya dengan “misal; umpama; perumpamaan” 
  • Adalah untaian kata yang singkat, padat dan berisi tentang semangat hidup seluruh warga ambalan. 
5. Sandi Ambalan 

  • Kumpulan kalimat/ bait yang terangkai sedemikian rupa yang menjadi tuntunan 
  • Berpikir, bersikap, dan bertindak bagi warga ambalan. 
  • Merujuk pada: Pancasila, Dasa Darma, atau lainnya yang sesuai dengan Kode Kehormatan Menyerupai puisi 
  • Disertai dengan sikap tertentu pada saat dibacakan.
6. Pusaka Ambalan

  • Sebuah benda yang merupakan simbol semangat juang dari tokoh yang diabadikan sebagai nama ambalan 

Pelaksana Adat Ambalan 

Untuk dapat melestarikan Adat Ambalan, Dewan Ambalan Penegak menetapkan seorang atau beberapa orang Pemangku Adat yang dipilih dari anggota Ambalan yang senior, berpandangan luas dan teguh menjaga Adat Ambalan yang ada.

Bagaimana Menyusun Adat Ambalan?
  • Telusuri sejarah, dengan membuka arsip-catatan atau bertanya pada pendahulu. 
  • Susun dalam rancangan tertulis.
  • Bahas dalam Musyawarah Ambalan 
UPACARA DI SATUAN PRAMUKA PENEGAK
Petikan dari lampiran Kep Kwarnas no: 178 Tahun 1979

Macam upacara di dalam Ambalan Penegak meliputi :

  1. Upacara Pembukaan Latihan 
  2. Upacara Penutupan Latihan 
  3. Upacara Penerimaan Tamu 
  4. Upacara Penerimaan Calon 
  5. Upacara Pelantikan 
  6. Upacara Kenaikan Tingkat 
  7. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus 
  8. Upacara Pindah ke Golongan ke Racana Pandega 
  9. Upacara Pelepasan. 
Upacara Pembukaan Latihan di Ambalan Penegak diatur sebagai berikut :
  1. Kerapihan setiap anggota ambalan. 
  2. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara 
  3. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf. 
  4. Laporan Pemimpin Sanga kepada Pradana. 
  5. Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga. 
  6. Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan. 
  7. Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para pemimpin Sangga. 
  8. Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang berlaku. 
  9. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin penghormatannya. 
  10. Pembina Penegak atau Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh anggota ambalan. 
  11. Pembacaan Dasa Darma oleh petugas. 
  12. Pengumuman dari Pradana/Pembina. 
  13. Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. 
  14. Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan. 
Upacara Penutupan Latihan Ambalan Penegak adalah sebagai berikut :
  1. Kerapihan setiap anggota ambalan. 
  2. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf. 
  3. Pemimpin Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan. Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga. 
  4. Pradana menjemput Pembina Penegak dan mengantarkannya ke sebelah kanan barisan. 
  5. Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan adat ambalan yang berlaku. 
  6. Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan. 
  7. Pembacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas. 
  8. Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain-lain. 
  9. Pradana memimpin berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. 
  10. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak. 
  11. Pradana membubarkan barisan. 
Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Penegak dilaksanakan dalam rangkaian Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
  1. Tamu Ambalan mengambil tempat di kiri Pradana atau Pembina. 
  2. Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota Ambalan. 
  3. Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti kegiatan ambalan. 
  4. Barisan dibubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan. 
Upacara Penerimaan Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan sesudah Upacara Pembukaan Latihan, dengan jalan sebagai berikut :

  1. Pradana mengumpulkan anggota ambalan. 
  2. Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan. 
  3. Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan. 
  4. Tamu ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan kepada ambalan. 
  5. Pengantar kata Pradana atau Pembina. 
  6. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon Penegak. 
  7. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat. 
  8. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon. 
  9. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di ambalan. 
  10. Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan acara latihan. 
Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara, tidak boleh dihadiri Calon Penegak lainnya. Pelaksanaannya diatur sebagai berikut :

  1. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara. 
  2. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan pendamping kiri ke hadapan Pembina Penegak. 
  3. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri mengenai watak dan kecakapan calon. 
  4. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya. 
  5. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota ambalan menghormat dipimpin oleh Pradama/Petugas. 
  6. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara Pembina dan calon. 
  7. Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. 
  8. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya. 
  9. Ucapan janji Trisatya dituntun oleh Pembina Penegal, dengan jalan memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan di dada kiri tepat dengan jantungnya. Kemudian disusul dengan penyematan Tanda Penegak Bantara oleh calon Penegak sendiri. 
  10. Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru dilantik. 
  11. Ucapan selamat dari anggota ambalan. 
  12. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang selesai dilantik untuk kembali ke sangganya. 
Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilakukan sebagai berikut :
  1. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan. 
  2. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke hadapan 
  3. Pembina Penegak. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan kecakapan yang bersangkutan. 
  4. Para pendamping kembali ketempat. 
  5. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan antara Pembina dan Penegak Bantara yang akan naik tingkat. 
  6. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina Penegak. Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat upacara anggota ambalan menghormat dipimpin Pradama atau petugas. 
  7. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan. 
  8. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya. 
  9. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan. 
  10. Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya dituntun Pembina memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanannya ditempelkan di dada kiri tepat pada jantungnya 
  11. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing. 
  12. Ucapan selamat dari anggota ambalan. 
  13. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara. 
Upacara pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Penegak yang telah memenuhi syarat dilakukan dalam rangkaian Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan dengan jalan sebagai berikut :


  1. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil kedepan Pembina. 
  2. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi. 
  3. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina. 
  4. Ucapan selamat dari anggota ambalan. 
  5. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.
Upacara pindah golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega dilakukan sebagai berikut :


  1. Pradana/Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf. 
  2. Penegak yang akan pindah golongan dipanggil ke hadapan Pembina Penegak. 
  3. Penjelasan Pembina bahwa kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan karena usianya. 
  4. Penegak yang akan pindah minta diri kepada anggota ambalan. 
  5. Pembina menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada Pembina Racana Pandega. 
  6. Pembina Racana Pandega menerimanya sesuai dengan adat racana yang berlaku. 
Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat dilakukan dalam bentuk informal, di luar pertemuan rutin.
        a. Dilaksanakan oleh Sangga Kerja/Panita.
        b. Acara upacara meliputi :

  1. Penjelasan Pembina. 
  2. Penegak yang bersangkutan minta diri. 
  3. Sambutan wakil anggota ambalan. 
  4. Kata Pelepasan Pembina Penegak dan penyerahan surat keterangan. 
  5. Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan meninggalkan ambalan. 
  6. Berdoa dipimpin oleh Pembina Penegak. 
  7. Ramah Tamah diakhiri dengan membentuk rantai persaudaraan.
sumber:pramuka penegak

Brevet (Wings)Pengembaraan

Brevet (wings) Pengembaraan
Brevet Pengembaraan atau Pengembara yang kalau dalam istilah bagi anggota Pramuka adalah wing tapak merah dan wing tapak hitam. Adalah tanda yang dikenakan oleh anggota Pramuka setelah mengikuti kegiatan pengembaraan dengan spesifikasi dan jarak tertentu. Untuk dasarnya sendiri kak mimin belum begitu memahami, namun karena banyaknya permintaan untuk menulis tentang brevet pengembaraan, berikut kak mimin uraikan.

Brevet pengembara bagi anggota Pramuka terdapat 4 ( empat ) tingkatan, yaitu antara lain sebagai berikut :

  1. Wing Tapak Merah Bintang Merah, yaitu tanda brevet pengembara yang didapat setelah melakukan napak tilas atau penjelajahan sejauh 25 km melalui jalan raya.
  2. Wing Tapak Merah Bintang Hitam, yaitu badge yang didapat setelah melakukan pengembaraan sejauh 35 km melewati jalan raya.
  3. Wing Tapak Hitam Bintang Merah, yaitu tanda brevet pengembara yang didapat setelah menempuh penjelajahan dengan mendaki gunung, berjarak minimal 2 hari 2 malam ( 40 - 45 km ) serta minimal harus melewati 2 wilayah kwartir cabang.
  4. Wing Tapak Hitam Bintang Hitam, yaitu tanda brevet pengembaraan yang dudapat setelah menempuh pengembaraan dengan mendaki gunung, berjarak minimal 2 hari 2 malam ( sekitar 75 km ) serta minimal harus melalui 2 wilayah kwartir cabang.

Pendaftaran